BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Petroleum
atau minyak bumi merupakan campuran kompleks dari hidrokarbon
cair, suatu senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan karbon, yang terbentuk
secara alamiah di cadangan bawah tanah dalam batuan sedimen. Berasal dari
bahasa latin petra, yang berarti batu, dan oleum, yang berarti minyak, kata
“petroleum” sering diartikan dengan kata “minyak”. Didefinisikan secara luas,
minyak mencakup produk primer (mentah) dan produk sekunder (terolah/produk
kilang).
Minyak
bumi juga sering diartikan berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi berasal dari jasad renik, tumbuhan dan
hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian
ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan sedimen
karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya
tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi
minyak dan gas.
Proses
pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang
terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang.
Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Wlaupun minyak bumi dan
gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat
di daratan. Hal itu terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian
lautan menjadi daratan.
Selain
bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting.
Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut
petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak
mentah merupakan satu jenis minyak terpenting yang diolah menjadi berbagai
produk kilang, akan tetapi beberapa bahan baku minyak lainnya juga dipakai
untuk menghasilkan berbagai produk kilang minyak. Terdapat berbagai macam
produk kilang yang dihasilkan dari minyak mentah, banyak diantaranya untuk
keperluan khusus, misalnya bensin kendaraan bermotor atau pelumas; yang lainnya
dipakai untuk menghasilkan panas, seperti solar/minyak diesel (gas oil) atau
minyak bakar (fuel oil).
Minyak bumi memiliki peran penting dalam
kehidupan kita. Ia digunakan untuk bahan baka dan bahan baku industri kimia.
Kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan menggunakan bahan bakara hasil
olahan minyak bumi. Minyak bumi dan turunannya digunakan untuk membuat
obay-obatna, pupuk, pelengkapan makan, plastik, bahan bangunan, cat, pakaian,
dan untuk pembangkit listrik.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan
dibahas lengkap segala sesuatu yang bekaitan denagn minyak bumi.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Darimana minyak
bumi berasal?
2. Apa saja komposisi
minyak bumi?
3. Apa saja
fraksi-fraksi pada minyak bumi?
4. Apa manfaat dari
minyak bumi?
5. Apa saja dampak
negaif dari minyak bumi?
6. Apa bahan
alternatif pengganti minyak bumi?
1.3
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
tujuan kami adalah sebagai berikut:
- Mengetahui dari mana minyak bumi berasal,
- Mengetahui komposisi minyak bumi,
- Mengetahui fraksi-fraksi pada minyak bumi,
- Mengetahui manfaat dari minyak bumi,
- Mengetahui dampak negaif dari minyak bumi, dan
- Mengetahui bahan alternatif pengganti minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin petrus –
karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas
hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagaihidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
2.2 Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi
minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi
dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan
tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini
akan dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi.
- Teori Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis,
1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana
lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa
”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
- Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866)
mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan
bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena.
Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat
adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak
bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan
besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir
bebeapa planet lain.
2.3 Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil
ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil. Minyak mentah
ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama
minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun
aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%,
sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan unsur-unsur lain.
Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon
alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini
banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang memiliki antai karbon
pendek. Contoh: Etana Propana
2. Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon
siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin.
Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena., tetapi
tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk dtruktur cinicin. Dalam minyak
bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag bergabung membentuk suatu
molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
3. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai
Bercabang
Senyawa golongan
isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa
hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik.
4. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon
aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam,
berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon tak
jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak
bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan
bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam
disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah
ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah,
berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
2.4
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampunga
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.
Minyak mentah (crude
oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak sedap. Minyak mentah belum
dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah
terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn
jumlah atom C-1 hingga 50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi
bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan
rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu
400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah,
sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian
atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas
proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, ga sproteleum dicairkan sehingga
diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat
fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai
dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang
meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan
blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran
tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya,
yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi
(kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka
komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon
ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat
dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai
fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar
kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus
ditambahkan aditif (zat penambah).
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon
yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara
proses cracking, yaitu :
- Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
- Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik
(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah
proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
5.
Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak
bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating
sebagai berikut :
- Copper sweetening dan doctor treating
- Acid treatment
- Desulfurizing (desulfurisasi)
6. Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia.
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran),
terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke
dalam proses pengolahannya.
2.5 FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek
didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan
titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek
didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai
hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka
dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana
sebagai berikut:
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih (oC)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 – C5
|
-160 – 30
|
Bahan bakar (LPG),
sumber hidrogen
|
Petoleum eter
|
C5 – C7
|
30 – 90
|
Pelarut, binatu
kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
C5 – C12
|
30 - 200
|
Bahan baka motor
|
Kerosin, minyak
diesel/solar
|
C12 - C18
|
180 – 400
|
Baha bakar mesin
diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
|
Minyak pelumas
|
C16 ke atas
|
350 ke atas
|
Pelumas
|
Parafin
|
C20 ke atas
|
Za padat dengan
titik cai rendah
|
Lilin dan lain-lain
|
aspal
|
C25 ke atas
|
residu
|
Baha bakar dan untuk
pelapis jalan raya
|
2.6 BENSIN (PETROL atau GASOLINE)
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis
bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau
peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah
ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan.
Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai
oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu
pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat.
Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan
dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai
oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan
n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang
tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei
nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu
setara denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai
nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin
dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif antiketukan, seperti
TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl
lead (TEL)
Salah satu anti
ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah Tetraethyl lead
(TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk
mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL
ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL
zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl
Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih
aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel.
3. Etanol
3. Etanol
Etanol dengan bilangan
oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran
bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari
udara dengan logam timbel dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
2.7 PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN MINYAK
BUMI
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber
pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber
pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber
pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan
industri.
No
|
Polutan
|
Dihasilkan dari
|
1
|
Karbon dioksida (CO2)
|
Pemakaian bahan
bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan,
respirasi, serta pembusukan.
|
2
|
Sulfur dioksida
(SO2) nitrogen monoksida (NO)
|
Pemakaian bahan
bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
|
3
|
Karbonmonoksida (CO)
|
Pemakaian bahan
bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor
yang pembakarannya tidak sempurna.
|
4
|
Kloro Fluoro Carbon (CFC)
|
Pendingin ruangan,
lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
|
Dampak pencemaran
udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan
manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup
seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong
dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala makro, misalnya
fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global adalah
efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam telah
lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi. Misalnya
untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian. Ketika bahan
bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara
terus mengalami peningkatan. Apakah dampak peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa,
dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar sebagian besar
berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang gas-gas pembakarannya tidak
sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan
hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida, oksigen
akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan tubuhnya
ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida sebesar 5%.
Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung karbon
monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen
dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan pusing.
Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu
metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan
di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak
terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan bakar
fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan ialah
antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang dekat dengan industri
berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang
paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit
dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan
mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga dapat
menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak beberapa kilometer
jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari udara melalui stomata.
Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali menimbulkan kerusakan
pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga
fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan bermotor.
Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering menyebabkan iritasi
pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak
tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit
listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara
membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan salju. Misalnya,
sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan
uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah
mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi
sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman
pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya
benda-benda yang terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api,
serta rusaknya berbagai bangunan. Selain itu, hujan asam akan menyebabkan
penurunan pH tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan
organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca
merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena
meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca
karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar
matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut
digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami
pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca
sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan
seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap
seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada
di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke
ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah
tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas
penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca
dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah
sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah
yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan
pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan.
Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga menyebabkan
berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam, sedangkan daerah yang
kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim,
misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada abad ke-21,
kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat mempengaruhi
produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian
± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer yang disebut
stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% radiasi sinar Ultra violet
(UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas
penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika
sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan
dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan
lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang seperti di
atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi fungsi lapisan ozon
sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan
pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain gangguan pada rantai
makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya pertanian, perkebunan, serta
mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk radiasi.
Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan gelombang
infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga berasal dari luar
angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif dalam batubatuan. Akan
tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan penggunaan
bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik dan partikel
subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam kehidupan
makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat
dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh. Dampak genetik pada interfase
menyebabkan terjadinya perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen.
Dampak somatik (sel tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil
daripada ukuran normal, cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta
leukemia.
2. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan
sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir,
limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak
lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik
memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah
perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik yang
mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat
yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses
penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam
air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang
dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena
penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk,
pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti plankton, ikan,
hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air tersebut
untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi
dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai makanan ke tingkat
trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya
pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut dapat
menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut
mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang
atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan banyak oksigen
untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong
terjadinya kehidupan organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai
eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan
minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap
tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke
laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak
kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu
burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan
tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian
di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting
bagi kehidupan, baik sebagai sumber
energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.
3.2 Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini
keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat.
Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas
buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut
merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang mengalami
global warming.
DAFTAR PUSTAKA