BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya
kendaraan berbahan bakar fosil dan berbagai industri dikota-kota membuat
kualitas udara kota menurun dan membahayakankesehatan masyarakatnya. Warga kota
terlalu sibuk dengan segala aktifitasnya sehari-hari sehingga tidak bisa
memikirkan selain pekerjaannya. Kekurang pedulian masyarakat kota memperparah polusi
udara di kota. Dimulai dari asap kendaraan bermotor, asap dapur sampai
cerobong-cerobong industri. Kita sebagai penerus kehidupan umat manusia
haruslah menjaga lingkungan kita tinggal yang kian hari semakin rusah.
Pencemaran udara di kota dapat ditanggulangi dengan menanam pohon, pembuatan
hutan kota dan lain-lain,
sehingga terciptalah lingkungan yang nyaman dan sehat untuk kita tinggali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan polusi udara?
2. Bagaimana dampak polusi udara terhadap kesehatan
manyarakat kota?
3. Zat apa saja yang menyebabkan polusi udara beracun bagi
tubuh kita?
4. Bagaimana mekanisme gangguan kesehatan akibat polusi udara
secara umum?
5. Apa solusi terbaik untuk mangatasi masalah ini?
2. Bagaimana dampak polusi udara terhadap kesehatan
manyarakat kota?
3. Zat apa saja yang menyebabkan polusi udara beracun bagi
tubuh kita?
4. Bagaimana mekanisme gangguan kesehatan akibat polusi udara
secara umum?
5. Apa solusi terbaik untuk mangatasi masalah ini?
1.3 Tujuan Pembahasan
Menyadarkan masyarakat kota-kota besar
Indonesia akan pentingnya udara yang bersih dan sehat. Karena masyarakat kota kurang
peduli terhadap lingkungan sekitanya. Pada halnya polusi udara sendiri tercipta
akibat kegiatan masyarakat kota itu sendiri sehingga tidak ada pihak yang harus
disalahkan atas polusi udara melainkan mansyarakat kota itu sendiri. Jadi,
tidak akan pernah berhasil pengurangan dampak polusi udara jika kita tidak
bersama- sama menanggulanginya. Perlu diingatkan di sini bahwa kegiatan positif
yang kita lakukan juga untuk diri kita sendiri. Jadi mengapa kita tidak
menyelamatkan lingkungan kita kalau kita juga akan selamat?
1.4 Metode
Cara
mendapatkan informasi:
Mencari
di internet dengan alamat:
http://www.yahoo.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.walhi.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.walhi.com
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polusi
Polusi Udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya
dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global.
POLUSI udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya
di Jakarta, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang
polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko
kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang
meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun
kanker paru akibat polusi udara kota.
Meskipun sesekali telah mulai turun hujan, tetapi coba
sempatkan menengok ke langit saat udara cerah sejak pagi sampai sore hari. Langit
di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sudah tidak biru lagi. Udara kota
telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi
peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan dengan sangat
bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati
urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi
juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru.
2.2
Sumber Polusi Udara
Pencemar
udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalam
[smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan
ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global
dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan
manusia
- Transportasi
- Industri
- Pembangkit listrik
- Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
- Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber
alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
- Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber
lain
- Transportasi amonia
- Kebocoran tangki klor
- Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
- Uap pelarut organik
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan
kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya
berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran
sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu
diwaspadai, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan
yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia,
hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung
partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida.
Kesemuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.
WHO memperkirakan bahwa 70 persen penduduk kota
di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor,
sedangkan 10 persen sisanya menghirup udara yang bersifat "marjinal".
Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi,
misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat
penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun
keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari
polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.
Kita perlu belajar melalui pengalaman dari
negara lain dalam hal polusi udara kota ini. Pada tahun 1990-an dilaporkan
bahwa di Cubatao, Brasil, terjadi tragedi lingkungan yang cukup fatal bagi
bayi. Empat puluh dari setiap 1000 bayi yang lahir di kota itu meninggal saat dilahirkan,
sedangkan 40 yang lain kebanyakan cacat atau meninggal pada minggu pertama
hidupnya. Pada era tahun tersebut, dengan 80.000 penduduk, Cubatao mengalami
sekitar 10.000 kasus kedaruratan medis, yang meliputi penyakit tuberkulosis
(TBC), pneumonia, bronkitis, emfisema, asma bronchiale, serta beberapa penyakit
pernapasan lain.
Polusi udara berasal dari berbagai sumber,
dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh
sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat
(PM), nitrogen oksida, danprecursor ozon yang semuanya merupakan polutan
berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO,
Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat
tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen
penting terkait dengan
2.3 Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan
Pengaruhnya terhadap kesehatan, dapat diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu :
·
coarse, bersumber dari abrasi tanah, debu
jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa
pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran
pernapasan utama pada paru
(trakheobronkial).
·
fine dan ultrafine berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran
napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi
berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap
kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan
standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi/
Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari
besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan
juga faktor kerentanan ho s t
(individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak,
individu pengidap penyakit jantung- pembuluh darah dan pernapasan, serta
penderita diabetes melitus). Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh
manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh,
pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata.
Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek
akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas
merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat
aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis
terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar.Fine
dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator efek
dalam jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap kesehatan sangat
berbahasa bagi kesehatan.
Berikut
ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara
Terjangkitnya
gejala penyakit:
1.Timbulnya
reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat ozon.
2.Terbentuknya
radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3.Modifikasi
ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang
bekerja dalam tubuh.
4.Komponen
biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan sistem imunitas
tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5.Stimulasi
sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran
napas.
6.Efek ad j u v a nt (tidak secara langsung
mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam
golongan transisi dan DEP/diesel
exhaust particulate.
7.Efekprocoagulant yang dapat menggangu
sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya
ultrafine.
8.Menurunkan
sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag
pada paru).
Pengaruh
polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang :
Pengaruh atau efek jangka pendek
- Perawatan
di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter,
akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
-
Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
-
Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
-
Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
-
Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah
Pengaruh atau efek jangka
panjang
-
Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
-
Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
-
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
-
Kanker
2.4 Cara Mengatasi Polusi
Udara
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama
ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor
lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota
dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan
karenanya.
* Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih
dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,
diperbanyak.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum,
perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah
kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-
rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan
dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau
gang- gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru
merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan
umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu
dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan
bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan
yang lain
* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di
pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut
kota, juga mengurangi polusi udara.
BAB
III
PENUTUP
Polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan
merupakan masalah nyata terkait dengan urbanisasi/pembangunan. Untuk mengurangi
pengaruh polusi udara tergadap kesehatan, pengurangan sumber polutan sudah
pasti harus merupakan target utama jangka panjang baik dengan pemanfaatan
teknologi maupun regulasi pemerintah. Namun demikian, untuk jangka pendek,
mengurangi pajanan individual merupakan salah satu cara yan c o s t- effec t i v e. Pengurangan
pajanan secara makro dapat dilakukan misalnya dengan pemberlakuan zona khusus
kendaraan bermotor ataupun penentuan lokalisasi industri. Secara mikro misalnya
dengan memperbaiki ventilasi/sirkulasi udara di tempat tinggal/kerja ataupun
memberikan pendidikan/informasi bagi populasi yang rentan agar mengurangi pajanan
tersebut serta meningkatkan daya tahan tubuh
Kesimpulan
Untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap
kesehatan masyarakat perkotaan dapat dilakukan dengan cara-cara yang sudahdisebutkan
dalam kajian pustaka. Dalam pelaksanannya harus bersama dengan semua pihak yang
terkait mulai dari Pemerintah, LSM
dan masyarakat secara umum.
dan masyarakat secara umum.
Saran
Kita menyarankan kepada pemerintah agar membuat peraturan
yang ketat terkait pencemaran lingkungan udara, air ataupun tanah. Juga menyarankan
kepada kepolisian agar menjaga lalu lintas tetap lancer sehinnga mengurangi
emisi gas yang terbuang ke udara. Juga peran
masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri
masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri
Daftar
pustaka
1.
American Thoracic Society. What constitutes and adverse health effect of air
pollution? Am J Respirチ@Crit Care Med 2000;161:665–73.
2. Air
Pollution and Cardiovascular Disease: A Statement for Healthcare Professionals
From the Expert Panel on Population and Prevention Science of American Heart
Association. Circulation 2004;109;2655-2671
3.
Bhatnagar A. Environmental Cardiology: Studying Mechanistic Links Between
Pollution and Heart Disease. Circ. Res. 2006;99:692-705.
4.
Holguin F. Traffic related exposures and lung function in adult. Thorax
2007;62:837-8.
5.
Jerrett M. Does traffic-related air pollution contribute to respiratory
diseases formation in children? Eur Respir J 2007;29:825–6.
6.
Lippmann M. Health Effects of Airborne Particulate Matter. N Engl J Med
2007;357:23.
7.
Napitupulu L, Resosudarmo BP. Health and Economic Impact of Air Pollution in
Jakarta. Economic Record 2004;80:s1:s65-75
8.
Nel A. Atmosphere. Air Pollution–Related Illness: Effects of Particles. Science
2005;308:804-6.
9. Ostro,
B. 1994 Estimating Health Effects of Air Pollutants: A Methodology with an
Application to Jakarta. Policy Research Working Paper 1301. Washington, D.C.
the World Bank
dan
daftar pustaka dari sebuah situs yang kami kunjungi:
http://www.yahoo.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.wahli.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.wahli.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar